Lelah

Akmal Arifin
3 min readDec 8, 2023

--

Photo by Ariana Kaminski on Unsplash

Aku sadar aku merupakan orang yang introvert. Maksud dari introvert disini bukan berarti aku suka menyendiri. Itu tidak sepenuhnya salah. Tetapi yang benar ialah untuk dapat beristirahat dengan baik dan mengembalikan energi yang ada pada diri ini, aku perlu waktu untuk sendiri tanpa ada orang-orang disekitar. Introvert bukan berarti anti-sosial. Introvert juga bukan berarti pemalu.

Dulu ketika aku sendiri, ketika aku lelah aku hanya perlu berkeliling ke sekitar rumah atau sekolah, berjalan-jalan sendiri sambil bermonolog dengan diri. Menikmati pemandangan sekitar. Menelusuri jalannya pikiran yang berliku. Tak jarang aku bahkan seakan-akan mengobrol dengan orang lain, dan orang lain itu adalah aku.

Sejak aku tinggal di asrama, aku semakin sadar arti dari seorang introvert. Aku benar-benar membutuhkan waktu untuk sendiri. Ya waktu sendiri untuk dapat benar-benar mengembalikan energi yang sudah terhabiskan oleh teman-teman di asrama. Tak jarang orang melihat aku berjalan-jalan sendirian, sambil bercuap tanpa lawan, dengan gerakan tangan dan ekspresi yang mungkin terlihat aneh dari jauh. Bahkan ada anak asrama yang melihatku melakukan hal tersebut, dan memberi tahu kepadaku bahwa banyak orang yang ingin menyelipku waktu itu, tapi karena tanganku bergerak kesana kemari, mereka tidak jadi menyelipku. Aku jadi makin merasa bersalah waktu itu. Aku pun pernah terciduk jalan-jalan di tamgan sendirian oleh fasilitator astri waktu itu. Atau bahkan pergi ke lantai 5 lalu turun menggunakan lift dan ternyata liftnya berhenti di lantai 4, aku hanya bisa tersenyum dan tertunduk malu, ketika ditanya pun aku tidak tau harus jawab apa. Karena begitulah aku :)

Kini aku sudah merasakan setengah jalan menjadi fasil. Pengalaman yang menarik dan juga memberikanku banyak pelajaran. Memandang asrama dari sudut pandang yang baru. Mengurusi anggota asrama yang setiap orangnya memiliki sifat yang berbeda-beda. Dan segala tuntutan serta aturan asrama yang perlu untuk ditepati. Dan iya, salah satu ketakutanku untuk menjadi fasil waktu itu kini terjadi, yaitu aku takut aku terlalu lelah dan tidak mampu untuk kembali ke asrama.

Ketika kita sudah terikat akan sesuatu, kita tidak lagi bisa bebas untuk mengambil keputusan seenaknya. Kita memiliki tanggung jawab dan amanah di tempat lain. Keputusan yang kita ambil akan mempengaruhi amanah yang kita pegang.

Aku mengakui aku belum bisa menjadi fasil yang baik. Ketika aku lelah aku langsung saja memutuskan untuk tidak kembali ke asrama. Mungkin jalan mengitari salman, atau menghabiskan waktu di masjid, atau bahkan ke tempat kafe yang sepi lalu mengulur-ngulur waktu pulang. Aku melakukan itu semua dengan harapan bahwa teman-teman fasilku yang lain bisa mengisi kekosonganku di asrama. Mungkin itu bukan keputusan yang terbaik. Namun aku pikir, daripada aku kembali dan terlihat lelah dan tidak bisa mengobrol dengan anggota asrama yang lain, aku lebih memilih untuk di luar dan kembali dalam kondisi yang lebih baik.

Karena hal tersebut, aku jadi terpikirkan akan sesuatu hal. Bagaimana jika nanti aku menikah dan memiliki istri serta anak. Bagaimana jika suatu saat nanti aku lelah dan tidak ingin kembali ke rumah. Ketika itu terjadi tidak ada lagi “teman fasil” yang bisa menggantikan peranku di rumah. Aku tidak akan bisa dengan semena-mena pergi meninggalkan rumah tanpa kejelasan apapun. Ada amanah besar di rumah yang dititipkan oleh Allah. Jauh lebih besar daripada apa yang aku dapatkan di asrama.

Aku takut, aku jadi sangat takut, aku jadi takut sekali untuk menikah. Bagaimana? Apa yang bisa aku lakukan untuk mencegah hal itu terjadi kedepannya. Apalagi aku nantinya akan hidup dengan orang yang jelas berbeda dengan aku, memiliki sudut pandang yang berbeda, latar belakang yang berbeda, pola pikir yang berbeda, dan bahkan sifat naluri masing-masing dari kita juga berbeda.

Alhamdulillah. Waktuku untuk menikah sepertinya masih lama. Aku bisa memanfaatkan waktuku untuk mempelajari lebih dalam terkait islam dan pernikahan. Mungkin ini menjadi salah satu hikmah aku menjadi fasil.

--

--

Akmal Arifin

Wadah untuk berbagi cerita dalam kehidupan sehari-hari. Upload setiap hari Rabu. Stay Tuned !